Cerita Sex Rintihan Tante Jilbab Mulus
- Saya Damar pecinta wanita akan kenikmatan sex, aku bekerja di daerah
sudut kota, karena memang dari rumah dengan pekerjaanku jauh aku
memutuskan untuk ngekost didaerah dekat kantor, ternyata di sekitar saya
banyak gadis gadis yang kelihatannya lugu dan cantik cantik. Saat
istrihat jam siang saya menuju ke warung untuk makan, saat sedang
menikmati makananku saya melihat wanita cantik masuk ke warung dangan
bibir yang tipis mata yang indah body yang seksi serta ditutup dengan
jilbab, masih terlihat seksi di mataku, biasanaya tipe cewek seperti itu
tipe yang ganas di ranjang.

Naluriku
sebagai laki laki berani aku ingin berkenalan dengannya, aku berfikir
bagaimana caranya agar aku bisa berkenalan, memutar otakku agar
mendapatkan ide, aku unya jurus handal yaitu dengan pura pura
menabrakkan dirukku. Saat itu datang ketika dia sedang membawa
pesanannya dari lemari depan ke mejanya. Pelan-pelan aku mempersiapkan
diri, lalu setelah dia kira-kira sudah dekat, segera aku berdiri dan
berbalik.
“gubrak!!” “praang!!” tiba-tiba piring dan gelas berisi
makanan sayur dan minuman yang ia bawa tumpah ke bajuku dan bajunya,
lalu jatuh pecah di lantai.
“eh maaf mbak, tidak sengaja…” kataku
sambil berwajah bodoh. Langsung wanita cantik itu ngomel-ngomel
dihadapanku. Sudah kuduga, karena memang terlihat wanita cantik ini
punya lidah yang tajam. Ah, aku sih sudah kebal.
Akhirnya dengan
sok gentleman, aku menawarkan untuk membayar semua kerugian dan
mentraktrnya bersama dua rekannya. Aku juga menawarkan untuk
mengantarnya pulang untuk berganti baju (dia ternyata adalah seorang
karyawati sebuah perusahaan perkreditan motor syariah di kota itu).
Semua tawaranku diterima nya mentah-mentah. Akhirnya, di hari pertama
sukseslah aku berkenalan dengan wanita cantik berjilbab yang kira-kira
berusia 25 tahun itu. Bahkan aku juga sukses mengetahui rumahnya.
Padanya aku memperkenalkan diri sebagai seorang pegawai sebuah
perusahaan riset dan sedang melakukan riset di kota selama beberapa
minggu.
Tiga hari berlalu, Kami yang selalu bertemu di warung
makan itu (dia selalu makan di warung itu pada jam istirahatnya) pun
cepat akrab. Percakapan kami sudah mulai mengalir dan seringkali
disertai candaan layaknya teman dekat. Sambil bercanda aku mencuri-curi
pandang ke wajah cantiknya yang berjilbab. Pikiranku yang mulai kotor
untuk memperkosanya langsung di warung itu Terus terang saja membuat
kecil di balik celanaku bangun menggeliat, ditambah aroma parfum tipis
bercampur keringat khas tubuhnya yang membuat terangsang birahiku.
Ternyata, wanita cantik berjilbab ini telah menikah, namun suaminya
adalah seorang pekerja di sebuah perusahaan telepon yangs ering
bepergian keluar kota.
Suaminya adalah orang yang gila kerja,
sehingga walaupun kehidupan mereka terjamin, namun Rikha tidak
mendapatkan nafkah batin yang layak. apalagi sang suami seringkali
ejakulasi dini, sehingga sering tidak bisa dinikmati oleh Rikha.
Pada suatau hari, aku pada sore hari emnunggunya di depan kantornya.
Ketika ia keluar, segera aku menghampirinya. Wanita cantik itu terkaget
melihat aku ada di situ. Aku mengatakan bahwa aku hanya ingin berkunjung
kerumahnya. Ternyata dia mempersilahkan. Aku segera mengikuti motornya
menuju rumahnya yang ada di sebuah perkampunagn sepi, tak jauh dari
kantornya.
Setelah masuk, kami bercakap diruang depan. Rikha
berkata jika dia sendirian dirumah, sementara suaminya sedang berada
diluar kota. Tak beberapa lama, Rikha sang gadis berjilbab cantk itu
mengajakku untuk pindah ke ruang tengah sambil nonton TV untuk
meneruskan mengobrol. aku pun tidak menolak dan mengikutinya masuk
setelah dia mengunci pintu depan.
Sambil ngemil hidangan kecil dan
minuman yang kubuat, kami melanjutkan ngobrol-ngobrol. Sesekali wanita
berjilbab cantik itu mencubit lengan atau pahaku sambil ketawa-ketiwi
ketika aku mulai melancarkan guyonan-guyonan. Tidak lama, adik kecilku
di balik celana tambah tegar berdiri. Aku kemudian usul ke Rikha untuk
nonton VCD yang kubawa saja.
Setelah Rikha setuju, aku masukkan
film koleksiku ke dalam player. Filmnya tentang drama percintaan yang
ada beberapa adegan-adegan ranjang. Kami berdua pun asyik nonton hingga
akhirnya sampai ke bagian adegan ranjang, aku lirik wanita cantik
berjilbab itu matanya tidak berkedip melihat adegan itu.
Kuberanikan
diri untuk merangkul bahu Rikha, ternyata gadis cantik berjilbab itu
diam saja tidak berusaha menghindar. Ketika adegan di TV mulai tampak
semakin hot, Rikha mulai gelisah, sesekali kedua paha mulusnya
digerak-gerakkan buka tutup. Wah, gila juga nih cewek, seakan-akan dia
mengundang aku untuk menggumulinya. Aku beranikan diri untuk
mengelus-elus lengannya.
Kemudian kepalanya yang tertutup jilbab.
Rikha tampak menikmati, terbukti gadis berjilbab ini diam saja.
Kesempatan itu tidak kusia-siakan, langsung kupeluk tubuh hangatnya dan
kucium pipinya. Rikha tidak protes, malah tangan wanita cantik berjilbab
bertubuh mulus itu sekarang diletakkan di pahaku, dan aku semakin
terangsang lalu kuraih dagunya.
Kupandang matanya yang sipit dan
indah, sejenak kami berpandangan dan entah siapa yang memulai tiba-tiba,
kami sudah berpagutan mesra. Kulumat bibir bawahnya yang tipis itu dan
Rikha membalas, tangannya yang satu memeluk leherku, sedang yang satunya
yang tadinya di pahaku sekarang sudah mengelus-elus yuniorku yang sudah
super tegang di balik celanaku.
Lidah kami saling bertautan dan
kecupan-kecupan bibir kami menimbulkan bunyi cepak cepok, yang membuat
semakin hot suasana dan seakan tidak mau kalah dengan adegan ranjang di
TV. Tanganku pun tidak mau tinggal diam, segera kuelus paha mulus wanita
berjilbab berwajah menggairahkan itu yang masih tertutup celana panjang
hitam, Rikha pun seakan memberi kesempatan dengan membuka pahanya
lebar-lebar, sehingga tanganku dengan leluasa mengobok-obok paha dalam
wanita cantik berjilbab itu sampai ke selangkangan dari luar celana
panjangnya.
Begitu bolak-balik kuelus dari paha lalu ke betis
kemudian naik lagi ke paha. Sambil terus melumat bibirnya, tanganku
sudah mulai naik ke perut wanita cantik berjilbab itu kemudian menyusup
terus ke dadanya. Kuremas dengan gemas payudaranya walau masih tertutup
kemeja kerja, Rikha merintih lirih. Melihat sang wanita cantik itu
merintih-rintih terhanyut birahi dengan wajah yang masih memakai jilbab
dan kacamata membuatkus emakin ebrsemangat.
Lalu tanganku
kumasukkan ke dalam kemejanya dan mulai meraba-raba mencari BH- wanita
berjilbab berwajah menggairahkan itu. Setelah ketemu lalu aku meraih ke
dalam BH dan mulai meremas-remas kembali buah dadanya, kusentuh-sentuh
putingnya dan Rikha mendesah. Seiring dengan itu, tangan Rikha juga
mengocok yuniorku yang masih tertutup celana dalam, dan mulai dengan
ganas menyusup ke dalam celana dalam meraih yuniorku dan kembali
mengocok dan mengelus.
Tak beberapa lama, tiba-tiba dia berhenti. “sudah mas Damar… jangan… aku sudah punya suami… ini zina…”
Aku tidak menjawab sepatah katapun. Mana mau aku kalah dengan kata-kata
penolakans eperti itu, kataku. Dengan lembut aku gapai tangan wanita
cantik berjilbab itu dan kuremas lembut. Dengan lembut pula aku rangkul
dia untuk rebahan disova panjang diruang tengah rumahnya. Tanpa terasa
jantungku berdetak keras. Sensasi seperti inilah yang dicari searcher
sepertiku. Bagaikan dikomando aku menciumi pipi Rikha yang terlihat
sangat bersih dan putih, menjelajahi sisi kepalanya, dan menciumi dan
menggigiti telinga wanita cantik berjilbab itu dari luar jilbabnya.
“Rikha kamu sangat cantik sayang..,” aku berbisik.
“Damar.. Jangaan please..,” desahan Rikha dan aroma tubuhnya yang khas
membuat aku semakin terangsang. Lidahku semakin nakal menciumi dan
menjilati pipi Rikha yang putih bersih.
“Akhh Damar..” tanpa
terasa tanganku mulai nakal untuk menggerayangi payudara Rikha yang aku
rasakan mulai mengencang mengikuti jilatan lidahku dibalik telinganya.
“Ooohh.. Mas Damar..”
Rikha mulai mengikuti rangsangan yang aku lakukan di dadanya.
Aku semakin berani untuk melakukan yang Iebih jauh..
“Lin, aku buka baju kamu yach, biar tidak kusut..,” pintaku. Rikha
hanya mengikuti pergerakan tanganku untuk melepaskan pakaiannya.
Jilbabnya yang cekak melilit lehernya kubiarkan terpakai, begitu juga
dengan kaca matanya. Wajah wanita berjilbab berwajah menggairahkan itu
semakin cantik dan menggairahkan bagiku ketika memakai dua benda
tersebut. Sementara kemeja kerjanya kulepas, sampai akhirnya dia hanya
mengenakan BH warna hitam. Dadaku semakin naik turun, ketika tubuh
wanita cantik berjilbab itu yang putih nampak dengan jelas dimukaku.
Setelah
terbuka, aku berusaha naik di tubuh dia, aku ciumi bibir Rikha yang
tipis, lidahku menjelajahi bibirnya dan memburu lidah Rikha yang mulai
terangsang dengan aktivitas aku. Tanganku yang nakal mulai menarik BH
warna hitam. Daann.. Wow.. Tersembul puting yang kencang.. Tanpa pikir
panjang aku melepas lumatan di bibir Rikha untuk kemudian mulal melepas
BH dan menjilati puting Rikha yang berwana kecoklatan. Satu dua kali
hisapan membuat puting wanita cantik berjilbab bertubuh mulus itu
berdiri dengan kencang.. Sedangkan tangan kananku memilin puting yang
lainnya.
“Ooohh Damar.. Kamu… ouuhh…emmmhh… udaaahhh…enaakkkhhh…,” rintih Rikha.
Dan
saat aku mulai menegang.. Rikha berusaha bangkit dari tempat tidur,
tapi aku tidak memberikan kesempatan Rikha untuk bangkit dari pinggir
ranjang. Aroma khas tubuh Rikha menambah gairah aku untuk semakin berani
menjelajahi seluruh tubuh wanita cantik berjilbab itu. Dengan bekal
pengetahuan sex yang aku ketahui, aku semakin berani berbuat lebih jauh
dengan Rikha.
Aku segera melucuti celana panjang kerjanya tanpa
perlawanan yang berarti dari Rikha yang sudah terangsang. Langsung aku
membuka CD yang digunakan Rikha, dan darahku mendesir saat melihat tidak
ada sehelai rambutpun di bagian memek Rikha. Tanpa berpikir lama, aku
langsung menjilati, menghisap dan sesekali memasukkan lidahku ke dalam
lubang memek Rikha.
“Oohh.. wawaaann…jangaaannn…ntar aku…hhhh..
mmhhh… enakhh.. Nikmat..mmhh!!” Rikha merintih kenikmatan setiap lidahku
menghujam lubang kewanitaanya .
“enaakk..waaan…..” Desah Rikha
disaat kocokkan jariku semakin cepat, Rikha sudah mulai memperlihatkan
ciri-ciri orang yang mau orgasme dan sesat kemudian..
“Damar..udaahhh…
Aku nggak tahan.. Oohh.. Mass aku mau..” Rikha menggelinjang hebat
sambil menggapit kedua pahanya sehingga kepalaku terasa sesak dibuatnya.
“waaannhhh.. Ookkhh.. Aakuu keluaarr..” Crut-crut-crut-crut-crut-crut.
Rikha merintih panjang saat clitorisnya memuntahkan cairan kental dan
bersamaan dengan itu, dia mengejat-ngejat. Aku biarkan dia terlentang
menikmati orgasmenya yang pertama, sambil membuka semua pakaian yang aku
kenakan. Aku memperhatikan Rikha begitu puas dengan foreplay aku tadi,
itu terlihat dari raut wajah wanita berjilbab berwajah menggairahkan itu
yang tampak begitu puas.
Tanpa memberi waktu panjang, aku segera
menghampiri tubuh wanita cantik berjilbab bertubuh mulus itu yang masih
lemas dan menarik pinggulnya dipinggir sofa, dan tanpa pikir panjang
kontolku yang berukuran besar, langsung menghujam celah kenikmatan Rikha
yang sontak meringis.
“Aaakhh.. Damar..,” desah Rikha saat kontolku melesak ke dalam lubang memeknya.
“Mass.. Kontol kamu besar sekali.. Aakkh..”
Aku
merasakan setiap gapitan bibir memek wanita cantik berjilbab itu yang
begitu seret, sampai aku meringis ngilu disetap gerakan keluar masukku.
Aku berpacu dengan nafsu, keringatku bercucuran seperti mandi dan
menetes diwajah Rikha yang terus mendesah dan mengerang binal. Setiap
gerakan maju mundur kontolku, selalu membuat tubuh Rikha menggelinjang
hebat karena memang mulai aku rasakan sangat menikmati permainan ini.
“Dammmm.. Sudahhh.. mmhhh.. Akhh..” sembari berteriak panjang aku rasakan denyutan bibir memek mengapit batang kontolku.
Dan
aku rasakan cairan hangat mulai meleleh dari memek Rikha. Aku tidak
mempedulikan desahan Rikha yang semakin menjadi, aku hanya berusaha
memasukkan kontolku yang agak bengkok ke kiri. Tiba-tiba Rikha mendekap
tubuhku erat dan aku tahu itu tanda dia mencapai orgasme yang kedua
kalinya.
Kontolku bergerak keluar masuk dengan cepat dan.. Sesaat
kemudian aku melepas kontolku dan mengarahkan ke mulut Rikha yang masih
terlentang. Aku biarkan dia oral kontolku sejenak, lalu segera kembali
menjejalkan kontolku dalam memek wanita cantik berjilbab itu.
“Dammm..
Aku.. Mau.. Keluarr lagi.. Aaakk.. Kamu hebat waaann.., aku.. Nggak
tahan..” Seiring jertian itu, aku merasakan cairan hangat kembali
meleleh disepanjang batang kontolku.
“Aaakhh.. Sayang.. Enak sekali.. Ooohh..,” rintih Rikha.
Bagaikan orang mandi, keringatku kembali berkucuran, diatas tubuh Rikha..
“Liin.. aku boleh keluarin di dalam..,” aku tanya Rikha.
“Jangan.. Aku nggak mau, entar aku hamil,” jelas Rikha.
“Nggak deh Lin.. jangan khawatir..,” rengekku.
“Jangan Dammm.. Aku nggak mau..,” rintihan Rikha membuat aku semakin
bernafsu untuk memberikan orgasme yang berikutnya. Kembali aku
menggerakkan pinggulku maju mundur.
“Akhh.. Oohh.. Damar.. keluarin kontol kamu.. Aaakkhh..,” Rikha memintaku.
Disaat aku mulai mencapai klimaks, Rikha meminta berganti posisi diatas.
“Damarh..gan..tian.. aku ingin diatas..”
Aku melepas kontolku dan langsung terlentang.
Rikha bangkit dan Iangsung menancapkan kontolku dalam-dalam di lubang kewanitaannya.
“Akhh gila, kontol kamu hebat banget Damm nikmaat.. Ooohh.. Enak..” Rikha merintih sambil terus menggoyangkan pinggulnya.
“Aduhh enak Dammhh..”
Goyangan pinggul Rikha membuat gelitikan halus di kontolku..
“Rikk.. Rikhaa.. Akh..,” aku mengerang kenikmatan saat Rikha menggoyang pinggulnya.
“Mass.. Aku mau keluar sayang..,” sambil merintih panjang, Rikha menekankan dalam-dalam
tubuhnya hlngga kontolku “hilang” ditelan memeknya dan bersamaan dengan
itu aku sudah mulai merasakan klimaks sudah diujung kepala.
“Aaahh.. Ahh..”
Aku
biarkan spermaku muncrat di dalam memeknya. Daann.. semburan spermaku
langsung keluar di dalam Lubang memek Rikha, bersamaan dengan kembali
mengejat-ngejatnya tubuh Rikha menikmati orgasmenya yang kesekian
kalinya, lalu terhempas jatuh di sofa ruang tengahnya. Aku segera
mengatur nafasku, lalu segera berpakaian. Aku mencari dapur dan
mengambilkan Rikha segelas air putih. Ketika aku kembali ke ruang
tengah, aku temui Rikha sudah duduk termenung.
“makasih ya lin..” kataku sambil mengecup keningnya.
“aku takut hamil, wan..” kata Rikha.
Aku hanya tersenyum. “gak bakal. Tenang saja…” Persetan, pikirku.
Setelah beberapa waktu duduk dan memeluknya, aku segera berpamitan dan
kembali ke kostku, dengan tubuh yang lelah namun penuh kepuasan. itulah
kejadiannku saat ngekost di daerah yang kebanyakan ceweknya masih lugu.