Cerita Bokep ~ Menikmati Silit Sempit Mbak Donita Iparku
| Aku seorang pria yang sudah menikah. panggil saja Edo.Aku sekarang
tinggal di jogja, walaupun aku bukan asli jogja, istri ku yang asli
jogja. Aku menikah muda,23 tahun, saat aku masih kuliah, dan istri ku
juga. kami menikah karena MBA. Karma kata teman-teman ku. Aku bukan PK
yng suka ganti-ganti pasangan, hanya tidak bisa menahan hasrat saja. Ini
adalah kisah ku dengan kakak ipar ku yang bisa dibilang, tidak akur
tapi hanya akur masalah sex.

Istri
ku anak kedua, hanya dia dan kakaknya yang keduanya wanita, sedangkan
aku anak tunggal. Pengalaman sex pertama istri ku adalah dengan ku,
sedangkan aku memang sudah rusak dari SD. Dulu di SD aku pernah “main
titit” sama adik teman yang juga tetanggaku. Maksudnya ‘main titit’
adalah kami saling menggesekkan alat kelamin, dan itu waktu aku masih
kelas 2 SD, bersama 2 teman tetangga ku lainnya. kelas 3 SD aku sudah
nonton LD bokep, mulai masturbasi, mengintip pembantu mandi, dan bahkan
memaksa menyusu pada pembantu ku. Kelas 5 SD, aku sudah ciuman dan
petting tetangga yang memang akan pindah ke luar kota, juga baca novel
porno bahasa inggris ayah ku. Bahkan SMP aku sudah melepas keperjakaan
ku.(nanti beda cerita deh).
Istri
ku,sebut saja Ani, adalah pacar resmi ketiga ku, yang memang mengangkat
ku dari keterpurukan, memberi ku semangat kuliah lagi, dan ingin ku
nikahi, aku memang serius. Aku memang tidak bisa pacaran tanpa ML,kedua
pacar ku sebelumnya pun ku perawani, dan istri ku tak terkecuali. Aku
memang tidak pernah dan tidak suka ML pakai kondom, sehingga entah aku
telat cabut, atau perhitungan istri ku salah, akhirnya kami menikah
karena dia hamil. Salah satu yang sangat menentang pernikahan kami dan
sangat membenci aku adalah kakak ipar ku, sebut saja Donita. ternyata
baru ku tahu dia adalah cewek yang jarang punya pacar, pacarnya yang
sekarang adalah pacar yang keduanya, dan bisa dibilang tidak begitu
popular dikalangan pria. Beda dengan istri ku yang memang banyak yang
suka, sehingga aku mematahkan hati cukup banyak pria karena dia menikah
denganku. Yang membuat mbak Donita tambah benci kepada ku saat itu,
mungkin karena aku tinggal bareng mertua dan masih merepotkan. Jadilah
di rumah itu ada 6 orang, Ayah dan Ibu mertua, aku, istri, anak, dan
mbak Donita. Ini belum termasuk eyang putrinya istriku.
Setelah
putri pertama ku lahir, entah mengapa, aku sangat susah dapat jatah
dari istri, bisa 1 bulan sekali, itupun kalo moodnya bagus. Banyak
sekali alasannya, mulai dari capek mengurus anak, hingga dia berlendir,
yang artinya tanda sedang subur. Mau tak mau aku harus menahan diri.
Untungnya aku punya beberapa teman cewek yang baik hati dan mau jadi
teman selingkuhku. Kami melakukannya karena memang suka dan butuh. Tapi
kalau memang tidak bisa, ya balik ke selera asal, onani.
Aku
bisa agak nyeleneh masalah sex. Aku dari SMA mulai menyuaki Panty
Fethisism, maksudnya onani sambil mencium celana dalam bekas seorang
wanita. Lebih bagus kalau aku tau memang itu celana dalam milik cewek
yang aku suka, bekas pakai, jadi masih berbau khas cewek. Nikmat rasanya
onani dan akhirnya menumpahkan sperma ke celana dalam bekas itu, sambil
membayangkan menumpahkan sperma di memek cewek itu.
Beberapa kali
aku terpaksa memakai celana dalam mbak Donita, kakak iparku, saat istri
ku tak memberiku jatah. Memang kalau masalah cantik, labih cantik dan
putih Ani, istri ku, tapi kalau masalah body, toket n bokong lebih besar
mbak Donita.
Istri
ku yang sudah menyusui saja cuma 38b, sedangkan mbak Donita yang belum
menyusui sudah 38b juga, kadang kalau tak salah dia pakai yang 40b
tergantung merek bra nya. Aku memang cowok yang tidak begitu
mempermasalahkan muka pasanganku, yang penting enak dilihat, karean aku
sadar diri aku tidak ganteng. Tapi yang penting cewek ku , harus chubby,
agak gendut tak apa, asal bokong dan toketnya, wuih. Itulah alasan aku
cukup sering memakai celana dalam mbak Donita untuk masrturbasi, bodynya
itu yang bikin aku sering horny dan membayangkan ML sama dia. Dan
semuanya aman-aman saja ku lakukan tanpa ketahuan, hingga suatu malam.
Malam
itu seperti malam lainnya, dimana aku gagal minta jatah dan terpaksa
mengendap-endap ke mesin cuci mencari celana dalam kotor mbak Donita
untuk pelarian. Setelah mendapatkan yang ku cari, aku segera menuju
ruang computer yang berada di belakang dekat kamar mandi. Aku mulai
menyalakan computer, dan menonton koleksi bokep ku. Aku simpen di folder
yang terproteksi password, jadi tak ada seorang pun yang bisa
membukanya. Aku sudah hafal kebiasaan rumah ini. Tidak ada yang bangun
ke kamar mandi sampai jam 4 pagi, jadi karena sekarang masih jam 12.30
malam, aku aman untk melakukan pelampiasan hasrat ku. Sebelum terlalu
tenggelam dalam kegiatanku, ku cek sekali lagi kondisi rumah, semuanya
tertidur lelap, kecuali mbak Donita yang sedang asyik telepon dengan
pacarnya.
Tiba-tiba
terdengar suara desahan tertahan dari dalam kamar mbak Donita. Aku yang
terbiasa dengan suara seperti itu, jadi penasaran apa benar suara
tersebut seperti dugaanku, mbak Donita sedang phone sex. Sampai sekarang
aku tak bisa phone sex walaupun pernah sekali mencoba bersama salah
satu teman cewek ku. Aku menunggu sambil pura-pura nonton tv. Tak berapa
lama, mbak Donita keluar ke kamar mandi.
Aku
pun mematikan tv dan ikut ke belakang. Mbak Donita pun langsung
bertanya, “mau ngapain le?”, “main computer” jawab ku santai. Mbak
Donita pun masuk kamar mandi, dan ketika dia keluar, aku pun bertanya
dengan santainya, “habis ngapain mbak? kok ada suara suara dari dalam
kamar tadi?”. Mbak Donita agak kaget, malu dan marah, “maksud mu apa to
le? kamu nguping mbak telpon tadi? sambil pura-pura nonton tv?”
“siapa
yang nguping? kan suaranya kedengeran sampai luar. kalau ada orang
bangun nonton tv selain aku juga pasti denger suara desahan mbak di
kamar. ngapain sih mbak? ga dapet jatah dari mas adi?” tanya ku santai.
“sok tau kamu!” jawab mbak Donita sambil berlalu. Aku pun malas bertanya
lagi, dan hanya berkutat di depan computer. Di rumah memang aku
dipanggil tole oleh mertua dan mbak Donita, karena aku cowok
satu-satunya selain mertua laki-laki.
Tak
lama, aku mendengar samar ada teriakan tertahan. Penasaran, aku lalu
menuju kamar mbak Donita, dan memang terdengar lagi desahan-desahan
tertahan. Timbul niat iseng ku, ku ambil hp ku dan merekam
desahan-desahan mbak Donita.Hanya sebentar, dan aku yang makin horny
karena desahan mbak Donita, segera kembali ke computer dan memulai bokep
ku. Celana dalam mbak Donita pun ku keluarkan, dan mulai ku n cium-cium
aromanya. Ak pun mulai onani dengan santainya.
Lupa
dengan kemungkinan mbak Donita keluar dan memergoki aku sedang onani.
Dan ternyata benar saja, saat aku sedang hampir orgasme, dengan celana
dalam mbak Donita ku ciumi aromanya, mbak Donita memergoki aku. Aku yang
gagal orgasme, bercampur malu, bingung menyembunyikan celana dalam mbak
Donita. “ooo, jadi begini to kalo kamu gak dapet jatah dari dek Ani?
Ayo ngaku le! kamu habis ngapain tadi? tunjukin tu celana dalem!”
perintah mbak Donita. “ampun mbak, kalo mbak gak bilang siapa-siapa, aku
juga gak bakal kasih tau siapa-siapa tentang phone sex mbak deh.” nego
ku dengan agak takut, karena memang mbak Donita terkenal galaknya. Mbak
Donita pun tak kalah gertak,”mana buktinya kalau aku phone sex? kalau
kamu, sudah ada bukti jelas”.
Aku
dengan santainya mempedengarkan hasil rekaman ku., dan mbak Donita
langsung melunak seketika. “ya jangan gitu lah le, kamu ga kubilangin
deh, tapi hapus rekaman mu itu. aku malu kalo ketahuan le.” bujuk mbak
Donita. Aku sih santai saja. karena sudah ku back up di computer dengan
kabel data sesaat sebelum ini. aku pun menyanggupinya. Dengan mbak
Donita yang lebih melunak, dia yang mengajak aku bicara duluan. “gak
dapet jatah le?” tanya mbak Donita, sambil mendekati ku, menarik kursi
dan duduk agak jauh dari ku. “ya iya lah mbak. kalo aku dapat jatah, aku
mana mau onani. kan lebih enak ML. tapi dek Ani kan memang ada aja
alasan untuk ga ML sama aku. terpaksa onani lah, daripada ke sarkem”
(sarkem tu pasar kembang- tempat prostitusi di jogja). “trus mbak juga
ngapain phone sex? kan tiap hari bisa minta mas Adi? masih kurang jatah
malam ya? horny amat seh?” tanya ku. dan entah kenapa mbak Donita diam
saja, malah balik bertanya. “itu celana dalam ku to? kenapa kamu pake
onani le? kamu ga cukup sama de Ani. dan sudah berapa lama kamu kaya
begini?” “kalau berapa lama, ya ga tau, tapi setiap ada kesempatan, dan
de Ani ga kasih jatah, ya begini jadinya. aku kan orang yang gampang
horny mbak.” jawab ku jujur, daripada nanti dia lebih marah lagi, bisa
bahaya. “trus mbak sendiri ngapain? tadi belum jawab pertanyaan ku lo”.
Mbak Donita tak menjawab. dia hanya diam, dn mendekati ku. “Le, ‘punya’
mu sebesar apa to? coba ku lihat.”, sambil menark tangan ku yang
menutupi kontol dan celana dalamnya.
Agak
kaget dia ketika melihat kontol ku yang sudah menegang, dan diambilnya
celana dalamnya yang sudah basah oleh sperma ku, dilihat dan diciumnya
celana dalamnya. “bau pejuh mu le, lumayan kental ya. kontol mu juga
sedikit lebih besar dari mas Adi. De Ani dulu selalu ngerasain itu ya?”
Ku lihat mbak Donita yang sepertinya horny juga lihat kontol ku, wah
kesempatan nih, pikir ku. “kalau mau pegang boleh loh mbak”. Tapi mbak
Donita malah bangun dan masuk kamarnya, tanpa berkata apa pun, membawa
celana dalamnya yang ku pakai onani tadi, entah untuk apa.
Besoknya,
aku dirumah sendirian. Ayah dan ibu mertua kerja, istri ku ada kuliah,
sedangkan mbak Donita sudah pergi entah kemana. Anak ku biasanya
dititipkan ke tante dari istri ku, karena memang harusnya aku pun sedang
mengajar. Aku kerja sambilan jadi tentor di sebuah lembaga pendidikan.
Tapi karena tadi pagi ternyata ada sms tidak ada kelas, aku di rumah
saja. aku lantas beDonitasiatif membersihkan rumah. Maklum numpang
mertua, jadi harus bantu bersihin rumah. Tiba-tiba ada suara motor
masuk, ku kira istri ku sudah pulang kuliah, tapi ternyata mbak Donita
yang pulang. Mbak Donita masuk tanpa menyapa ku. Aku pun tak peduli, dan
selesai bersih-bersih, aku langsung nonton tv. Tak ku duga mbak Donita
memanggilku, “le! kesini bentar! aku mau ngomong! penting!” nadanya agak
tinggi. Aku yang malas, menghampirinya. Kaget juga aku saat tau di
kamarnya dia siap sedang bersiap ganti baju. “Duduk le! Aku Cuma mau
kasih tau kamu, kamu ga boleh lagi onani kaya semalam. bagaimana pun
juga kamu sudah punya istri. dan kalau tidak bisa tahan dan horny
sekali, kamu kan bisa minta sama aku.” kata-kata terakhir mbak Donita
adalah kata-kata yang paling aneh yang pernah ku dengar. “jangan
bercanda lah mbak. nanti kalau aku mau beneran baru kapok loh” jawab ku
setengah tak percaya.
Mbak
Donita dengan tak terduga melemparkan celana dalam yang kemarin ku
pakai onani kepada ku, dan lalu melorotkan celana pendek jins yang dia
pakai. Aku diam dan kaget melihatnya, Gila, ada apa dengan mbak Donita
sih? tanya ku dalam hati. Setelah celananya lepas, dia pun melepas
celana dalamnya, lalu melemparkannya pada ku. “cepat onani lagi pakai
celana dalam ku, aku juga mau onani liat kamu onani. biar adil kita” Aku
hanya diam, walau kontol ku sudah tegang, dan sangat terangsang melihat
dia mulai duduk mengangkang dan memainkan klitorisnya sendiri. Aku
mengambil celana dalam yang dipakainya, hitam, agak transparan, dan ku
cium, lalu ku sentuhkan ke kontol ku dan mulai onani.
Tak
tahan dengan pemandangan dan tau kalau mbak Donita belum akan orgasme,
aku menawarkan sesuatu pada mbak Donita, “mau ku bikin orgasme enak ga
mbak? dijamin minta lagi deh”. Tanpa menunggu jawaban, aku pun
menghampiri mbak Donita dan mendekat wajah ku ke gawuknya. Mbak Donita
tampaknya tahu apa yang akan ku lakukan. Ku mulai dengan mencium bibir
gawuknya, mulai menjilati selangkangan dan bagian dalam pahanya. Lalu
aku mulai naik menjilati klitorisnya. Mbak Donita yang dari tadi
sepertinya menahan desahan, tiba-tiba menekan kepala ku ke gawuknya. Aku
mulai menikmati seluruh bagian gawuknya. Aku sangat suka menjilati
gawuk wanita, baunya yang khas, rasanya yang khas, semuanya menggoda ku
untuk terus menjilat, mencium dan menghisap gawuknya. Mbak Donita
ternyata sangat suka ketika aku menghisap dan menggigit klitorisnya.
Desahannya makin menjadi saat ku lakukan itu. Jari ku pun tak mau diam,
aku mulai memasukkan jari manis dan tengah ku mencari g-spotnya.
Tiba-tiba mbak Donita membuka semua sisa pakaiannya, lalu menarik tangan
kiri ku ke toketnya, dan aku mulai merangsang toketnya.
Tak
lama, dengan intensnya rangsangan di g-spot dan klitorisnya, mbak
Donita pun orgasme, dengan aku yang masih menghisapi klitorisnya
kuat-kuat. Basah semua mulutku dengan cairan gawuknya.
Mbak Donita
yang sepertinya sudah cukup pulih tenaganya menarik ku duduk di
sebelahnya. Aku pun mulai lagi rangsangan di gawuk dan mulai menghisapi
putingnya. Tanpa ku duga, mbak Donita menarik muka ku dan mencium bibir
ku penuh nafsu, dan ku layani ciumannya, sambil terus melakukan
rangsangan di toket dan gawuknya. Tangan mbak Donita tiba-tiba aktif
mengocok kontol ku. Selepas ciuman, mbak Donita langsung mengarahkan
mulutnya untuk menyepong ku. Ku sambut dengan sedikit jambakan rambut,
agar batang kontol ku bisa masuk semua dan bisa menyentuh
kerongkongannya. Teknik sepong mbak Donita ternyata hebat, entah belajar
dimana dia. Istri ku tak pernah mau menyepong ku, jadi aku sangat suka
saat mbak Donita ternyata menyepong ku. Kepala kontol ku dihisap
keras-keras, dan lubang kencing ku dijilatinya begitu nikmat hingga
hampir saja aku orgasme.
Tak
tahan lagi ingin mencoba kakak ipar sendiri, aku langsung minta ijin
memasukkan kontol ku ke gawuknya yang lumayan sempit.(dibanding istri ku
yang sudah pernah melahirkan). Mbak Donita tak menjawab apa-apa, hanya
mebuka pahanya lebar, lalu melepaskan kontol ku dari mulutnya, lalu
mulai menciumi ku. Perlahan ku arahkan dan ku masukkan kontol ku ke
gawuknya. Ku tekan pelan, mulai masuk, dan akhirnya masuk semua batang
kontolku dalam gawuk mbak Donita. Mulai ku genjot pelan, kami pakai gaya
misionaris. Mbak Donita mulai mendesah agak keras, aku pun mulai
mempercepat genjotan ku. “Enak le? sama dek Ani enak mana?” tanya mbak
Donita pada ku yang sibuk menghisap dan menggigit putingnya. “Dek Ani
sudah agak longgar mbak, lebih sempit gawuk mbak lah. Aku suka banget
loh mbak. Apa lagi aku dah hampir 1 bulan ga dapat jatah. Ini
benar-benar sangat enak. Toket mbak memang mantap, lebih padat dan besar
dari dek Ani. Kemarin-kemarin cuma bisa onani sambil bayangin ngentot
mbak Donita. Eh, sekarang malah ngentot beneran. Mbak sendiri kenapa
akhirnya mau mbak?” tanya ku sambil tetap menggenjot. Mbak Donita yang
kelabakan dengan genjotan ku, menjawab sekenanya. “ga puas ma mas adi
le, dan penasaran sama kontol mu. enak gak kalau masuk gawukku? Ternyata
gede dan enak ya le. Tau begini, dari dulu-dulu mbak ngajak kamu
*******. mbak suka banget kamu jilatin gawuk mbak kaya tadi. nanti lagi
ya.” “oke mbak, asal aku dapat gawuk mbak, aku pasti puasin mbak lah.”
Cukup
lama juga gaya misionaris ini. Lalu mbak Donita mulai beDonitasiatif
diatas, memperlihatkan goyangan toketnya yang besar itu sambil ku remas
dan ku hisap, bahkan ku gigit yang ternyata membuat mbak Donita tambah
liar menggoyangkan pantat dan bahkan mengkegel kontol ku. Tak kuat akan
orgasme, ku minta mbak Donita menungging dan aku mulai gaya favorit ku,
doggie, yang ternyata juga gaya favorit mbak Donita. Sebelum ku sodok,
ku jilati dulu belahan dan lubang pantat mbak Donita. “Geli le, tapi
enak” katanya. Saat ku sodok dan ku pacu gawuknya dengan agak kasar dan
cepat, ku masukkan juga jari telunjukku ke lobang pantat mbak Donita.
Mbak Donita mendesah lebih seru seperti menikmati sodokan di kedua
lobangnya. Tak lama mbak Donita meminta ku memacu lebih keras dan cepat,
“yang cepet le, lebih dalem lagi, agh…agah…enak le…yang kuat
le…agh…mmmhhh…agak kasar…pantat ku kobel aja le…agh…masukin lagi jari
mu….enak le….bentar lagi aku orgasme…agh…agh….agh…aaaaaagggghhhhh……
!!!!” teriak mbak Donita yang tak peduli apa-apa lagi selain nikmatnya
sex. Aku pun mengistirahatkan sejenak kontol ku. Setelah cukup pulih dan
selesai orgasme mbak Donita, kembali ku pacu dengan cepat gawuknya.
Sebentar
saja, aku bertanya, “mbak, ku keluarin dalem gawuk ya. biar plong
rasanya, dan puas bisa orgasme dalam gawuk mbak.” Mbak Donita hanya
terus mendesah dan ku anggap itu jawaban “ya”. “mbak…enak mbak…di kegel
mbak…kempot kontol ku mbak…enak mbak…agh…agh…keluar mbak!…” Ku tunggu
berhenti muncratnya pejuh ku, lalu ku cabut kontol ku agar aku bisa
berbaring disebelah mbak Donita. Tapi mbak Donita langsung menyambar
kontol ku dan menghisap, mungkin membersihkan sisa pejuh ku. “enak pejuh
mu le. pantes dek Ani suka. tapi tenang, aku punya pil kok. kan mas Adi
juga gak mau numpahin pejuh di luar gawuk ku.” Ku cium mbak Donita,
lalu mulai kurangsang lagi dia. Pejuh ku yang keluar dari gawuknya
diambilnya dengan jari dan dijilatnya. “kalau mau coba nanti bisa ku
keluarin di mulut mbak deh. mau coba? dek Ani ga pernah mau, jadi ku
kira mbak gak suka” kata ku.
Mbak
Donita tak berkata apa-apa, tapi langsung memegang kontol ku dan mulai
menyepong. “Nikmatnya, tau begini dari dulu ya mbak. coba bisa tiap hari
begini. asyik deh” Mbak Donita tak berkomentar dan terus menyepong. Aku
pun tak mau kalah, ku jilati dubur mbak Donita. Semoga mbak Donita mau
di anal.
Aku yang sudah tak tahan lagi, mulai mencoba memasukkan
kontol ku dalam gawuk mbak Donita. Mulai ku genjot dia dari samping. dan
aku pun mulai merayu dia untuk ku anal. “sakit ah le kalo silit. dan
aku gak bisa e’e’ lo. kalo pake jari tadi memang enak. tapi kalo pake
kontol masih takut.” aku terus membujuknya, dan meyakinkan kalau rasa
dan sensasinya mirip ngentot di gawuk. Dan entah bagaimana, akhirnya
mbak Donita mau mencoba anal. Dengan ini, mbak Donita jadi cewek ke 7
yang ku perawani duburnya. Cewek-cewek sebelumnya, semua teman sex ku,
dan tak jarang cewek yang ku ajak One Night Stand pun ku anal, karena
mereka sudah pernah di anal. Aku memang suka anal, sempit gimana gitu,
sensasi rasanya beda dengan gawuk.

“Beneran
enak lo le, awas kalo sakit doang dan ga enak.” kata mbak Donita cemas.
Ku jilati silit mbak Donita, dan kupastikan kontol ku sudah cukup
licin. Mbak Donita ku minta nungging, dan ku coba buka lubang silitnya,
dan mulai ku tusukkan kontol ku perlahan,. Mungkin karena cukup licin, ½
kontol ku sudah masuk ke silitnya. Kubiarkan beradaptasi dulu, lalu
mulai ku pacu pelan. Tampak mbak Donita menahan sakitnya, tapi mendesah
cukup keras. lama kelamaan, karena mulai terbiasa, ku pacu lebih cepat
silit itu. “Enak le, agh…agh…agak cepet dikit dong le…enak silit
ku….gawuk ku di kobel dong le….agh…agh…agh…” pinta mbak Donita. Otomatis
tangan kanan ku memainkan klitoris dan g-spot mbak Donita.
Ku
masukkan jari tengah dan manis ku lagi. sementara, mbak Donita sibuk
mendesah dan mencubit puting, dan kadang klitorisnya sendiri. Tak lama,
mbak Donita meminta ku mengganti posisi. Dia ingin diatas, dan aku
menyodok silitnya lagi. “Enak ternyata le, besok lagi ya, agh..agh..”
setelah agak lama, mbak Donita pun orgasme, tapi aku tak memperlambat
laju ku. “agh..aku sudah le” “sabar mbak, sebentar lagi aku juga
sampai..agh…agh..aaagghhh..” ku keluarkan semua sisa pejuh ku di silit
mbak Donita. Tak lupa sisa yang masih ada di kontol ku di jilat bersih
oleh mbak Donita. Aku menciumnya dan bilang “makasih ya mbak, gawuk dan
silit mbak memang top. jangan marah kalo besok aku minta lagi ya mbak.”
dan mbak Donita hanya tersenyum “aku juga puas banget kok le.sudah sana
cepet. kamu ada les tho. aku juga mau ketemu temen. keburu dek Ani
pulang juga.” Mbak Donita bergegas ke kamar mandi, sedang aku masak mi
instant karena lapar sekali. Aku dan mbak Donita makan bersama. dan baru
ketemu lagi malamnya.
Malamnya,
kami bertingkah biasa saja, kecuali aku tetap tak bisa tidur. Mbak
Donita yang terbangun tengah malam bertanya” kok belom tidur le? gak
capek? aku aja capek banget. jangan bilang kamu minta jatah sama aku
malam ini. aku gak bisa. capek banget”. dan setengah bercanda, ku
perlihatkan kontol ku yang memang lagi tegang padanya. “gak bisa tidur
kalo masih tegang begini. sepongin dong mbak, biar loyo dan bisa tidur.”
Mbak Donita pun tanpa ragu memegang penis ku, dan mulai menyepong.
“Jepit pake toket dong mbak, tapi nanti keluarinnya semua di mulut mbak,
gak boleh ada yang tumpah. kalo tumpah aku mau silit mbak.” mbak Donita
terus menyepong sambil membuka baju tidur yang ternyata dia tidak pakai
bra. Langsung dijepit toket 40b mbak Donita sambil dihisap kepala
kontol ku. Akhirnya, aku pun orgasme yang langsung dihisap semua dalam
mulut mbak Donita. Tanpa sisa, dan tanpa komentar selain “memang lebih
enak pejuh mu le daripada mas Adi. gak nyesel aku ngentot sama kamu”,
dia mencium ku dan masuk ke kamar lagi.
Banyak
sekali cerita seru seks ku dengan mbak Donita. Dia memang tempat
pelampiasan utama seks ku. Ku akui aku jauh lebih sering ngentotin mbak
Donita daripada istri ku. Tentu semua tanpa ketahuan. Saat rumah sepi,
atau quickie di kamar mandi, mbak Donita selalu mau dan minta ku entot.
Yang paling favorit tetap silitnya yang sempit itu. Sekarang dia kerja
di jakarta. Tapi kalau pulang ke jogja, dia pasti minta jatah pejuh pada
ku, dan aku akan menikmati silit sempit kakak ipar ku.